Spagebok

Spagebok

Jumat, 13 Januari 2012

Penerapan pembelajaran jarak jauh dalam pembelajaran

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31 dan SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Perguruan Tinggi Jarak Jauh (PTJJ) secara lebih spesifik mengizinkan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk melaksanakan pendidikan melalui Perguruan Tinggi Jarak Jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu bentuk pembelajarannya dengan menggunakan e-learning. Dewasa ini e-learning menjadi menarik untuk diperhatikan oleh berbagai pihak, diberbagai bidang termasuk diterutama bidang pendidikan dengan telah dibukanya upaya baru dalam proses belajar mengajar yaitu dengan adanya Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Dalam SBJJ, interaksi antara peserta didik dengan pengajar terbatasi dan terhalang secara fisik.  Oleh karena itu untuk mengatasi keterbatasan itu disediakan berbagai layanan pembelajaran akademik, diantaranya tutorial on-line, bagi para peserta didik. Distance learning adalah bentuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan modul yang tercetak yang digunakan untuk korespondensi dan pembelajaran berbasis (TIK), seperti televisi, radio, dan komputer serta internetnya. Segmen populasi pelajar lebih menyukai pembelajaran yang menggunakan media instruksional yang berbeda. Misalnya: berhubungan dengan print, CD, Video, atau komponen audio, perlengkapan telecourse, TV interaktif, atau internet. Dengan demikian pengajar harus mengetahui media terbaik yang bisa digunakan oleh peserta didik saat mempelajari suatu materi pelajaran dan tingkat kemampuan teknologi yang dapat diakses. Beberapa produk TIK yang juga bisa digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran para peserta didik misalnya siaran televisi, tape cassette, video film, siaran radio, dan slide. Dengan bantuan produk TIK tersebut, peserta didik mendapat informasi pelengkap bagi materi yang sedang atau telah mereka pelajari. Belajar Jarak Jauh merupakan suatu sistem pembelajaran yang menitik beratkan pada proses belajar mandiri secara aktif berdasarkan paket belajar (modul) dengan bimbigan tutorial yang diselenggarakan dari jarak jauh dan satuan waktu tertentu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis, sifat, dan jenjang pendidikan yang telah ditetapkan. Prinsip Belajar Jarak Jauh
  1. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta didik
  2. Relevan dengan kebutuhan. Program Belajar Jarak Jauh relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
  3. Mutu pendidikan. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan proses pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
  4. Efisiensi dan efektivitas program. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan ekfektivitas produk program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, sedapat mubgkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
  5. Efektifitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat
  6. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja..
  7. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, manapun dalam kegiatan belajar.
  8. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud disini adalah keterpaduan berbagai aspek seperti ketepaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
  9. Kesinambungan. Penyelenggaraan Belajar Jarak Jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.
Karakteristik Belajar Jarak Jauh (BJJ) Belajar jarak jauh memiliki karakteristik, sebagai berikut:
  1. Menjangkau semua peserta didik dimana pun berada. b. Proses belajar dilakukan secara mandiri.
  2. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangkan secara sengaja sesuai kebutuhan dengan tetap berpedoman pada kurikulum.
  3. Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung dalam suatu pertemuan. Bisa pula secara tidak langsung dengan bantuan tutor dalam forum tutorial.
  4. Waktu yang digunakan tepat sesuai waktu dan program yang telah ditentukan.
  5. Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
  6. Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan.
  7. Penilaian dilakukan sendiri (self evaluation)
Prinsip & Bentuk Program Belajar Jarak Jauh (BJJ) Penyusunan program belajar jarak jauh memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
  1. Bertujuan meningkatkan mutu kemampuan para peserta didik sesuai dengan bidang kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing agar lebih mampu meningkatkan mutu dirinya sendiri.
  2. Memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan jenjang pendidikan para peserta.
  3. Meningkatkan efisiensi dalam sistem penyampaian melalui media modular dengan bantuan radio pendidikan, film, video, media pendukung lain.
  4. Berdasarkan kebutuhan lapangan dan kondisi lingkungan
  5. Berdasarkan kesadaran dan keinginan peserta didik dan menekankan pada belajar mandiri yang berdasar pada aktualisasi diri, percaya diri bergantung pada kemampuan sendiri agar berhasil dalam studinya.
  6. Dikembangkan dalam paket terpadu dan dilaksanakan secara terpadu pada tingkat kelembagaan.
Dengan pertimbangan prinsip-prinsip tersebut, maka bentuk program jarak jauh dapat berupa paket belajar modular, program siaran radio, atau televisi, dan program multimedia. Sistem Komponen Belajar Jarak Jauh Pembelajaran jarak jauh disebut pembelajaran sistem terbuka, karena memberikan kesempatan kepada siapapun untuk belajar. Disamping itu peraturan yang diberlakukan tidak seketat kelas konvensional. Peserta didik tidak diwajibkan hadir di kelas untuk mengikuti proses pembelajaran seperti biasanya. Mereka pun tidak diwajibkan mengikuti jadwal pelajaran yang kaku. Peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar sesuai karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minatnya. Sistem belajar jarak jauh diselenggrakan dengan maksud agar peserta didik dapat belajar mandiri. Bantuan terkadang dari pembimbing, yaitu guru dan tutor. Peserta didik belajar melalui teori, pikiran, perasaan, atau karya- karya yang telah dituangkan dalam buku teks, modul, majalah, suratkabar, atau program-program (software) yang disajikan melalui media berbasis TIK. Penyelenggaraan Sistem belajar jarak jauh meliputi mata pelajaran, ahli pengembangan materi pembelajaran, dan ahli media pembelajaran yang menyusun dan mengembangkan kurikulum. Mereka mempersiapkan, merancang, menyusun, dan memproduksi materi pembelajaran. Program cetak dan program media yang dihasilkan ini lalu diberikan kepada peserta didik untuk dipelajari, baik secara individual maupun berkelompok. Mereka akan belajar sesuai dengan kemampuan dan percepatan belajarnya masing-masing. Peserta didik yang belajarnya cepat tidak perlu menunggu temannya yang lambat. Sebaliknya, yang lambat belajarnya tidak perlu merasa ditingggalkan oleh temannya, namun tetap berusaha untuk belajar dengan optimal sesuai karakteristiknya. Oleh karena tidak ada guru atau pembimbing langsung selama proses belajarnya, maka sistem belajar mandiri ini memerlukan kemauan, motivasi, dan semangat, serta disiplin yang besar dan kuat untuk bisa, pintar, atau cerdas. Jika menghadapi kesulitan atau tidak bisa mengerjakan soal, peserta didik diharapkan berdiskusi dengan teman. Untuk mengatasi hal ini maka diadakan tutor untuk memberikan kegiatan tutorial yang berfungsi sebagai pembimbing. Komponen sistem belajar jarak jauh, meliputi:
  1. Peserta Didik Tujuan peserta didik mengikuti sistem belajar jarak jauh, antar lain ingin mendapatkan ijazah, untuk mengisi waktu, hiburan, atau tertarik dengan programnya.
  2. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dirancang khusus untuk keperluan sistem belajar jarak jauh sesuai kebutuhan peserta didik. Materi pembelajaran yang disusun mudah dipelajari tanpa perlu bayak mengharapkan bantuan orang lain. Materi ini disajikan melalui berbagai media. Pada awal keberadaan sistem belajar jarak jauh, medianya berupa media cetak, sehingga munculah buku atau modul. Namun sekarang di era TIK dan komunikasi media untuk belajar mandiri bisa memanfaatkan jaringan komputer seperti internet yang di dalamnya memuat banyak informasi dengan penyajian dengan berbagai macam.
  3. Pembimbing, Tutor, Fasilitator Tugas pembimbing, tutor, dan fasilitator adalah memberikan bantuan kepada peserta didik sewaktu-waktu seaara berkala ketika peserta didik menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas, latihan, atau soal. Bantuan yang diberikan adalah membimbing untuk memahami tujuan yang akan dicapai, cara dan teknik mempelajari materi pembelajaran, penerapan metode belajar, dan bantuan lain yang dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar dan mencapai hasilnya secara optimal. Waktu pertemuan peserta didik dengan pembimbing, tutor dan fasilitator didasarkan pada jadwal yang luwes (fleksibel) tidak kaku disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh peserta didik dan disesuaikan dengan perlu atau tidaknya bantuan dalam proses belajar.
  4. Tempat Belajar Karena peserta didik tidak wajib datang ke sekolah setiap hari, maka peserta didik bisa belajar di mana saja, sambil menggembala kambing atau kerbau di kebun, atau sambil menunggu warung. Tempat untuk pertemuan dengan pembimbing pun diatur dengan memilih tempat yang nyaman meskipun sederhana untuk belajar.
  5. Sistem Evaluasi Dalam sistem BJJ, peserta didik belajar tanpa diawasi oleh pembimbing, Oleh karena itu untuk menentukan apakah telah menguasai materi pembelajaran atau belum, peserta didik harus mengajukan kepada pembimbing untuk meminta diuji, Namun peserta didik bisa pula melakukan tes mandiri (self test/evaluation). Dalam hal ini peserta didik mengerjakan soal tanpa pengawasan. Dirinya sendirilah yang menilai jawaban benar atau salah berdasarkan kunci jawaban test tersebut.
Pendayagunaan komputer dalam progam BJJ Komputerisasi program belajar jarak jauh bukan saja menjadi suatu kebutuhan, akan tetapi sekaligus merupakan suatu keharusan, baik dalam administrasi maupun dalam edukasi. Pertimbangannya adalah:
  1. Data dan informasi tentang peserta didik dan tutor membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang maksimal, agar dapat segera dikombinasikan dalam jangka waktu relatif cepat. Penyimpanan data melalui komputerisasi tentunya sangat membantu penyelenggaraan sistem administrasi dan manajemen program BJJ
  2. Pelaksanaan kegiatan kurikuler, bimbingan tutorial, kegiatan penilaian, pengadaan dan pemkaian bahan bacaan serta alat bantu dan kegiatan pembelajaran lebih menekankan belajar mandiri, sehingga perlu pendataan dan pengolahan yang cepat dan akurat.
  3. Pendayagunaan komputer dalam program BJJ merupaklan salah satu sarana/prasarana yang penting guna lebih memperlancar sistem komunikasi informasi. Misalnya untuk pelaksanaan bimbingan tutorial dan penilaian peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.
  4. Kebutuhan inovasi, penyesuaian dan pengembangan sistem pendidikan nasional dewasa ini meminta perhatian yang sungguh-sungguh dalam pendayaagunaan TIK.
Kelebihan Belajar Jarak Jauh Dari penjelasan yang telah disampaikan dapat dikemukakan bahwa belajar jarak jauh memiliki kelebihan-kelebihan berikut:
  1. Menjangkau target yang telah ditentukan. Para peserta dapat dijangkau dengan media cetak dan elektronik seperti radio, televisi, komputer. Cara ini menguntungkan karena memberikan kesempatan yang luas bagi generasi muda yang ingin belajar lebih lanjut sesuai dengan minat dan keinginannya.
  2. Memberikan kesempatan yang luas dalam rangka pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik. Mereka dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-masing yang berbeda dengan sistem klasikal.
  3. Tidak membutuhkan ruangan kelas khusus dan semua jenis perlengkapannya, kerangka kegiatan belajar lebih banyak dilakukan di rumah atau di tempat lainnya yang ada seperti tempat tertentu untuk yang ingin belajar berkelompok
  4. Tidak memerlukan guru khusus yang bertugas mengajar secara berkesinambungan. Cukup dibina dan dibimbing oleh tutor yang bertugas secara berkala sebagai fasilitator dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
  5. Bahan belajar sudah disiapkam dalam bentuk modul yang disiapkan oleh pengelola. Prgram ini memang sudah dirancang agar peserta didik mudah memahami bahan tersebut
  6. Memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk belajar mandiri secara aktif, sehingga diharapkan mereka lebih mantap pemahamannya melalui kegiatan internal, diskusi dan pemantapan mandiri. Pada dasarnya keberhasilan peserta didik bantak bergantung pada sejauh mana mereka melakukan kegiatan belajar aktif tersebut.
  7. Lebih efisien dan ekonomis, karena waktu belajarnya tidak terstruktur. Peserta didik yang telah bekerja tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Peserta didik juga tidak perlu datang ke sekolah yang mungkin jauh jaraknya. Pengelolaannya belajar dilaksanakan secara terpusat dengan melakukan kegiatan perencanaan dan pengembangan, koordinasi, pemantauan, pengawsan dan penilaian.
  8. Pengembangan kurikulum didasarkan pada kebutuhan lapangan, sehingga tidak perlu sama dengan kurikulum lembaga pendidikan formal lainnya.
Kelemahan Belajar jarak Jauh: Beberapa kelemahan yang mungkin yang mungkin menjadi kendala BJJ meliputi:
  1. Persiapan dan perencanaan progam lengkap dengan semua perangkatnya memerlukan waktu dan pembiayaan yang cukup banyak serta mendayagunakan tenaga ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
  2. Menuntut para peeserta didik belajar mandiri, sehingga memerlukan motivasi belajar tinggi.
  3. Peserta didik tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengajar, misalnya untuk minta penjelasan atau jawaban atas suatu pertayaan yang diajukan. Bimbigan hanya bisa dilakukan dengan cara tutorial yang dilaksanakan secara berkala.
  4. Modul disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan bahan yang disajikan kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik setempat atau kepentingan peserta didik. Bahan itu dapat kurang menarik, karena tulisannya tidak jelas, bahasa sulit dipahami, kurang contoh atau illustrasi, dan sebagainya
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/penerapan-pembelajaran-jarak-jauh-dalam-pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar